Terasering atau lazim disebut Trotoar merupakan prasarana penting yang dibutuhkan bagi pengguna jalan raya, khususnya pejalan kaki. Letaknya dikedua sisi badan jalan, memanjang mengikuti garis sempadan jalan. Namun bukan diperuntukkan bagi pengendara.
Di beberapa daerah di Indonesia, prasarana ini masih dirindukan kehadirannya. Sementara di belahan dunia bagian barat, telah menjadi prasyarat wajib seiring kehadiran jalan raya itu sendiri.
Lalu, seperti apa kondisi realita di Kabupaten Bantaeng?
Trotoar mampu menyejukkan hati para pejalan kaki. Sebut saja, mereka yang sedang menuju Masjid guna melaksanakan Shalat Jum'at hari ini (Red. 27 Pebruari 2015) dapat dengan leluasa berjalan dengan beban yang minim akan kecemasan terhadap perilaku pengendara yang tidak taat berlalu lintas. Demikian halnya perjalanan pulang dari Masjid menuju rumahnya yang terbilang jauh jaraknya.
Pohon rindang di sepanjang sisi jalan menambah animo masyarakat memanfaatkan fasilitas publik tersebut. Keramik terhampar diatasnya didesain sedemikian rupa demi mencegah pengguna jalan tidak tergelincir meski hujan mengguyur jalanan.
Lebar terasering berkisar 1,5 meter terbilang sudah cukup memenuhi kebutuhan penggunanya dengan ukuran badan gemuk maupun saat berpapasan dan beriringan sekalipun. Sejuk rasanya berjalan menyusuri Bantaeng yang indah nan asri, tutur Alam dalam perjalanan dari Masjid.
Guna keberlangsungan fasilitas dimaksud, semua komponen daerah ini dituntut menjaga kelestarian dan kemanannya. Terasering yang terjaga serta pepohonan yang tetap rindang, diharapkan berfungsi ganda sebagai paru-paru kota, bahkan bermanfaat sebesar-besarnya bagi bumi.
Di beberapa daerah di Indonesia, prasarana ini masih dirindukan kehadirannya. Sementara di belahan dunia bagian barat, telah menjadi prasyarat wajib seiring kehadiran jalan raya itu sendiri.
Lalu, seperti apa kondisi realita di Kabupaten Bantaeng?
Trotoar mampu menyejukkan hati para pejalan kaki. Sebut saja, mereka yang sedang menuju Masjid guna melaksanakan Shalat Jum'at hari ini (Red. 27 Pebruari 2015) dapat dengan leluasa berjalan dengan beban yang minim akan kecemasan terhadap perilaku pengendara yang tidak taat berlalu lintas. Demikian halnya perjalanan pulang dari Masjid menuju rumahnya yang terbilang jauh jaraknya.
Pohon rindang di sepanjang sisi jalan menambah animo masyarakat memanfaatkan fasilitas publik tersebut. Keramik terhampar diatasnya didesain sedemikian rupa demi mencegah pengguna jalan tidak tergelincir meski hujan mengguyur jalanan.
Lebar terasering berkisar 1,5 meter terbilang sudah cukup memenuhi kebutuhan penggunanya dengan ukuran badan gemuk maupun saat berpapasan dan beriringan sekalipun. Sejuk rasanya berjalan menyusuri Bantaeng yang indah nan asri, tutur Alam dalam perjalanan dari Masjid.
Guna keberlangsungan fasilitas dimaksud, semua komponen daerah ini dituntut menjaga kelestarian dan kemanannya. Terasering yang terjaga serta pepohonan yang tetap rindang, diharapkan berfungsi ganda sebagai paru-paru kota, bahkan bermanfaat sebesar-besarnya bagi bumi.
1 comments:
Hi thanks for sharing this
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.