Bantaeng kini berusia 759 tahun dengan ditetapkannya melalui Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 1999, bahwa sangat tepat Hari Jadi Bantaeng ditetapkan pada tanggal 7 bulan 12 tahun 1254. Tahun 1254 dalam atlas sejarah Dr. Muhammad Yamin, telah dinyatakan wilayah Bantaeng sudah ada. Ketika kerajaan Singosari di bawah pemerintahan Raja Kertanegara memperluas wilayahnya ke daerah timur Nusantara untuk menjalin hubungan niaga pada tahun 1254-1292. Penentuan autentik Peta Singosari ini jelas membuktikan Bantaeng sudah ada dan eksis ketika itu.
Hari Jadi Bantaeng ke-759 diperingati hari ini (Red. : 8 Desember 2013) di Kawasan Reklamasi Pantai Seruni Bantaeng dalam suasana khidmat dan penuh kegembiraan. Diawali acara defile menyusuri jalan-jalan protokol Bantaeng. Menampilkan kreasi dari masing-masing instansi dan masyarakat umum.
Peringatan kali ini dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan (DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH), Wakil Bupati Gunung Kidul (Himmawan Wahyudi), Bupati Jeneponto terpilih (Ikhsan Iskandar), Direktur Lem Satker Ditjen Binalattas (Khairul Anwar), Direktur Jendral Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Abd. Wahab Bangkona), Direktur Pusat Teknologi Industri Proses Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Dr. Dra. Nadirah, M. Sc) serta sejumlah investor dari dalam dan luar negeri.
Dalam sambutannya, Bupati Bantaeng (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr) mengemukakan rasa optimismenya terhadap kemajuan Bantaeng pada tahun mendatang. Bantaeng kini dijadikan daerah tujuan Study Lapang. Berbagai daerah di Indonesia telah datang ke Bantaeng dan terus berdatangan sampai hari ini. Kesmeuai tu merupakan Rahmat dari Yang maha Kuasa yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Sebelumnya Bantaeng hanya kota kecil yang sama sekali tidak dikenal. Kini jauh meninggalkan daerah lainnya melalui percepatan pembangunan di segala sektor. Momentum ini amat berharga dengan hadirnya para tamu kehormatan yang siap menanamkan modalnya di Kabupaten Bantaeng.
Dalam kesempatan tersebut, H. M. Nurdin Abdullah memberikan penghargaan kepada 4 investor yang telah menyatakan kesiapannya berinvestasi yakni :
Keberhasilan Propinsi Sulawesi Selatan tidak terlepas dari keberhasilan Kabupaten Bantaeng. Energi Sulawesi Selatan sebagai Propinsi terdepan di Indonesia, salah satunya datang dari Bantaeng yang kini mengarah ke kota Industri. Berbagai mega proyek dilaksanakan di kota ini dengan nilai investasi trilyunan. Industri pupuk, industri pengolahan nikel dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan proyek besar yang akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantaeng. Tentunya akan meningkatkan pula PAD Propinsi Sulawesi Selatan.
Semua yang telah dicapai Bantaeng merujuk pada 4 pilar utama sebagai penggambaran masyarakat Bugis-Makassar. Gubernur Sulawesi Selatan menguraikan ke-4 pilar tersebut, yakni :
Hari Jadi Bantaeng ke-759 diperingati hari ini (Red. : 8 Desember 2013) di Kawasan Reklamasi Pantai Seruni Bantaeng dalam suasana khidmat dan penuh kegembiraan. Diawali acara defile menyusuri jalan-jalan protokol Bantaeng. Menampilkan kreasi dari masing-masing instansi dan masyarakat umum.
Peringatan kali ini dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan (DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH), Wakil Bupati Gunung Kidul (Himmawan Wahyudi), Bupati Jeneponto terpilih (Ikhsan Iskandar), Direktur Lem Satker Ditjen Binalattas (Khairul Anwar), Direktur Jendral Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Abd. Wahab Bangkona), Direktur Pusat Teknologi Industri Proses Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Dr. Dra. Nadirah, M. Sc) serta sejumlah investor dari dalam dan luar negeri.
Dalam sambutannya, Bupati Bantaeng (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr) mengemukakan rasa optimismenya terhadap kemajuan Bantaeng pada tahun mendatang. Bantaeng kini dijadikan daerah tujuan Study Lapang. Berbagai daerah di Indonesia telah datang ke Bantaeng dan terus berdatangan sampai hari ini. Kesmeuai tu merupakan Rahmat dari Yang maha Kuasa yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Sebelumnya Bantaeng hanya kota kecil yang sama sekali tidak dikenal. Kini jauh meninggalkan daerah lainnya melalui percepatan pembangunan di segala sektor. Momentum ini amat berharga dengan hadirnya para tamu kehormatan yang siap menanamkan modalnya di Kabupaten Bantaeng.
Dalam kesempatan tersebut, H. M. Nurdin Abdullah memberikan penghargaan kepada 4 investor yang telah menyatakan kesiapannya berinvestasi yakni :
- PT. Titan Mineral Utama
- PT. Mega Power Makmur
- PT. Bakti Bumi Sulawesi
- PT. Cinta Jaya
- Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Bantaeng (Ir. Hj. Liestiati F. Nurdin, M.Fis)
- Mantan Wakil Bupati Bantaeng Periode 2008-2013 (Drs. H. A. Asli Mustadjab)
- Tokoh pejuang (Kr. Latippa)
- Kadis. Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantaeng (H. A. Asri Syahrun)
- Tokoh Pendidikan (K. H. M. Nuh. Khaeruddin)
- Camat Pa’jukukang (Ahmad Salam)
- Tokoh Brigade Siaga Bencana (dr. Farlis Wahab)
- Pemrakarsa Pertanian Sistem Legowo 21 (DR. Muchtar A. Nawir)
Keberhasilan Propinsi Sulawesi Selatan tidak terlepas dari keberhasilan Kabupaten Bantaeng. Energi Sulawesi Selatan sebagai Propinsi terdepan di Indonesia, salah satunya datang dari Bantaeng yang kini mengarah ke kota Industri. Berbagai mega proyek dilaksanakan di kota ini dengan nilai investasi trilyunan. Industri pupuk, industri pengolahan nikel dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan proyek besar yang akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantaeng. Tentunya akan meningkatkan pula PAD Propinsi Sulawesi Selatan.
Semua yang telah dicapai Bantaeng merujuk pada 4 pilar utama sebagai penggambaran masyarakat Bugis-Makassar. Gubernur Sulawesi Selatan menguraikan ke-4 pilar tersebut, yakni :
- Religius. Pemimpin yang taat beragama, menjalankan Shalat 5 waktu sehari semalam menggambarkan itikad yang baik pada dirinya. Demikian pula penganut agama non-muslim. Pelaksanaan ibadah yang sesuai dengan ketentuan agamanya akan mengarahkan pribadinya ke jalan yang baik dan lurus dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
- Karakter yang baik. Penggambaran seseorang untuk dapat dijadikan suri teladan bagi masyarakat, melahirkan jiwa pemimpin yang peduli terhadap kepentingan umum.
- Cerdas. Bukan sekedar orang pintar yang dibutuhkan dalam mengelola daerah dengan keberagaman yang begitu kompleks di dalamnya. Kecerdasanlah yang mampu mengefektifkan setiap langkah pembangunan.
- Giat. Modal besar bukan satu-satunya jaminan dalam mencapai kesuksesan. Bekerja keras dalam mendorong keikutsertaan segenap elemen yang ada patut digalakkan oleh semua pemimpin di Indonesia. Perbedaan pilihan seringkali menghalangi terciptanya kerja sama yang baik dalam menumbuhkan perekonomian.
0 comments:
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.