Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (DR. Ir. Syamsul Alam) bersama Staf Ahli Bupati Bantaeng Bidang Pertanian (DR. Mokhtar A. Nawir), Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas (Prof DR. Veni Hadju), Staf Ahli Bupati Bidang Hukum (Imran Arief, SH) melakukan panen talas di Talakaya, Desa Bonto Tangga Kecamatan Ulu Ere. Panen dilakukan di areal seluas 1 Ha milik Saharuddin. Talas hasil panen yang ditanam Oktober 2009 lalu akan disuplai ke PT. Global Seafood International Indonesia (GSII) untuk selanjutnya diekspor ke Jepang.
Rencana ekspor akan dilakukan April 2010, kata Kadis Pertanian dan Peternakan. Tanaman yang sedang dikembangkan di areal seluas 25 Ha Bantaeng ini diharapkan terus berkembang di tengah masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar ekspor Jepang. Negara matahari terbit itu membutuhkan talas yang cukup besar. Khusus kebutuhan PT. GSII sebanyak 10 ton/hari diharapkan dapat dipenuhi petani.
Kepala Bidang Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bantaeng (Ir. H. M. Yasser) pada kesempatan itu mengatakan "Pengembangan talas di wilayah kerjanya untuk 2010 mencapai 50 Ha". Dari jumlah tersebut penentuan lokasinya akan disesuaikan dengan agroklimat tanah. Itu dilakukan agar pengembangannya lebih baik dibanding 2009 yang masih merupakan uji coba. Dari pengalaman 2009 itulah dilakukan perbaikan perencanaan, sebab ada lahan yang tidak cocok, urainya.
Yasser mengatakan, dari 50 Ha yang dicadangkan, 65% berlokasi di Kecamatan Ulu Ere. Sedangkan sisanya di Kecamatan Sinoa dan Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Untuk menunjang rencana pengembangan tersebut, Badan Ketahanan Pangan melalui Bagian Pelatihan dan Penyuluhan berupaya memberi pemahaman dan pembinaan kepada masyarakat.
Hal itu akan dilakukan dalam bentuk demplot agar masyarakat bisa melihat langsung tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta berkhasiat untuk penyakit kanker dan diabetes ini, terang Kepala Bidang Pelatihan dan Penyuluhan (Budi Taufiq). Selain itu, pihaknya juga siap melakukan pendampingan sebab petani biasanya hanya mau melihat bukti. Ia optimistis, petani akan tertarik karena talas memiliki pasar yang baik.
Rencana ekspor akan dilakukan April 2010, kata Kadis Pertanian dan Peternakan. Tanaman yang sedang dikembangkan di areal seluas 25 Ha Bantaeng ini diharapkan terus berkembang di tengah masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar ekspor Jepang. Negara matahari terbit itu membutuhkan talas yang cukup besar. Khusus kebutuhan PT. GSII sebanyak 10 ton/hari diharapkan dapat dipenuhi petani.
Kepala Bidang Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bantaeng (Ir. H. M. Yasser) pada kesempatan itu mengatakan "Pengembangan talas di wilayah kerjanya untuk 2010 mencapai 50 Ha". Dari jumlah tersebut penentuan lokasinya akan disesuaikan dengan agroklimat tanah. Itu dilakukan agar pengembangannya lebih baik dibanding 2009 yang masih merupakan uji coba. Dari pengalaman 2009 itulah dilakukan perbaikan perencanaan, sebab ada lahan yang tidak cocok, urainya.
Yasser mengatakan, dari 50 Ha yang dicadangkan, 65% berlokasi di Kecamatan Ulu Ere. Sedangkan sisanya di Kecamatan Sinoa dan Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Untuk menunjang rencana pengembangan tersebut, Badan Ketahanan Pangan melalui Bagian Pelatihan dan Penyuluhan berupaya memberi pemahaman dan pembinaan kepada masyarakat.
Hal itu akan dilakukan dalam bentuk demplot agar masyarakat bisa melihat langsung tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta berkhasiat untuk penyakit kanker dan diabetes ini, terang Kepala Bidang Pelatihan dan Penyuluhan (Budi Taufiq). Selain itu, pihaknya juga siap melakukan pendampingan sebab petani biasanya hanya mau melihat bukti. Ia optimistis, petani akan tertarik karena talas memiliki pasar yang baik.
0 comments:
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.