Menyusul kesepakatan pembangunan industri cairan infus antara Pemerintah Daerah Bonthain dan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan yang ditandangani 22 Maret 2010 lalu, Tim pembangunan industri strategis tersebut melakukan konsultasi dengan Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah). Konsultasi dilakukan di Rumah Jabatan Bupati Bantaeng. Sebulan setelah kesepakatan, tepatnya hari Kamis 22 April 2010 yang dihadiri Asisten I (Drs. Muslimin), Kepala Bappeda (Ir. H. Zainuddin Tahir), Kadis Kesehatan (Dr. Hj. Takudaeng), Kabag. Perekonomian (Asruddin) dan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng (Anshar Tuba). Sedangkan Tim Propinsi Sulawesi Selatan dihadiri oleh Dr. Kusrini, Ilham, Wakil dari Perusda SulSel (Mulyan Pulubuhu) dan sejumlah anggota tim lainnya.
Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) berharap, program pembangunan industri yang memiliki prospek pasar yang baik itu segera dilakukan agar dapat menjadi ikon SulSel. Menurut Bupati, harus ada keberanian untuk memulai pembangunan tersebut karena kebutuhan infus di SulSel dan Kawasan Timur Indonesia pada umumnya cukup besar. Untuk itu, SulSel harus bisa mengambil peran penting. Tentang kemungkinan kerja sama dengan perusahaan Jepang (Otsuka), Nurdin Abdullah mengatakan akan dijajaki kemungkinannya. Mengingat perusahaan Jepang biasanya melakukan investasi murni.
Meski begitu, untuk menjajaki kemungkinan tersebut, akan dilakukan kunjungan ke Jepang. Kunjungan tersebut sekaligus dimaksudkan untuk mengungkap potensi daerah yang bisa dikerjasamakan dengan Jepang. Sebelumnya, Ilham dari Tim SulSel mengemukakan seputar pemantapan pelaksanaan pembangunan industri cairan infus yang berlokasi di Kecamatan Eremerasa tersebut. Tim, kata Ilham sudah melakukan studi ke beberapa industri infus di Jawa Barat milik PT. Sanbe yang menggunakan teknologi Jerman serta PT. Otsuka Indonesia di Lawang-Jawa Timur yang menggunakan teknologi Jepang. Dari kunjungan tersebut, tim sudah memperoleh gambaran dan progresnya sudah dilaporkan ke Sekwilda SulSel.
Pembangunan industri yang akan menelan investasi Rp 21 miliar ini merupakan rencana strategis Gubernur SulSel di bidang kesehatan. Kehadiran industri ini diharapkan membawa dampak terhadap perekonomian daerah khususnya peningkatan pendapatan daerah melalui sektor perpajakan. Selain itu, akan membuka peluang bagi tenaga kerja dan mengurangi angka kemiskinan sekaligus memenuhi kebutuhan obat di Indonesia yang mempunyai pangsa pasar 2,5 miliar Dolar. Terutama di Kawasan Timur Indonesia membutuhkan 5.250.000 botol/tahun.
Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) berharap, program pembangunan industri yang memiliki prospek pasar yang baik itu segera dilakukan agar dapat menjadi ikon SulSel. Menurut Bupati, harus ada keberanian untuk memulai pembangunan tersebut karena kebutuhan infus di SulSel dan Kawasan Timur Indonesia pada umumnya cukup besar. Untuk itu, SulSel harus bisa mengambil peran penting. Tentang kemungkinan kerja sama dengan perusahaan Jepang (Otsuka), Nurdin Abdullah mengatakan akan dijajaki kemungkinannya. Mengingat perusahaan Jepang biasanya melakukan investasi murni.
Meski begitu, untuk menjajaki kemungkinan tersebut, akan dilakukan kunjungan ke Jepang. Kunjungan tersebut sekaligus dimaksudkan untuk mengungkap potensi daerah yang bisa dikerjasamakan dengan Jepang. Sebelumnya, Ilham dari Tim SulSel mengemukakan seputar pemantapan pelaksanaan pembangunan industri cairan infus yang berlokasi di Kecamatan Eremerasa tersebut. Tim, kata Ilham sudah melakukan studi ke beberapa industri infus di Jawa Barat milik PT. Sanbe yang menggunakan teknologi Jerman serta PT. Otsuka Indonesia di Lawang-Jawa Timur yang menggunakan teknologi Jepang. Dari kunjungan tersebut, tim sudah memperoleh gambaran dan progresnya sudah dilaporkan ke Sekwilda SulSel.
Pembangunan industri yang akan menelan investasi Rp 21 miliar ini merupakan rencana strategis Gubernur SulSel di bidang kesehatan. Kehadiran industri ini diharapkan membawa dampak terhadap perekonomian daerah khususnya peningkatan pendapatan daerah melalui sektor perpajakan. Selain itu, akan membuka peluang bagi tenaga kerja dan mengurangi angka kemiskinan sekaligus memenuhi kebutuhan obat di Indonesia yang mempunyai pangsa pasar 2,5 miliar Dolar. Terutama di Kawasan Timur Indonesia membutuhkan 5.250.000 botol/tahun.
5 comments:
Kunjungan perdanans eklian ninggalain jejak komentar sob:) sekalian folow juga ach
@Aguestri...
makasih atas kunjunganx sob...
ntar bakal get linkx sgera
i feel very lucky can find this page..
finally i find something that i want to know..
thank you for this usefull informations..
i feel very lucky can find this page..
finally i find something that i want to know..
thank you for this usefull informations..
i feel very lucky can find this page..
finally i find something that i want to know..
thank you for this usefull informations..
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.