Suwardi, salah seorang warga Kampung Campagaloe harus rela dengan nasib yang menimpanya. Seluruh barang pribadi dan barang keluarga habis dilalap si jago merah. Termasuk laptop yang telah disiapkan untuk mendukung niatan mengikuti Ujian Meja yang sedianya dilangsungkan besok (16 September 2014). Tidak satu pun berkas dan peralatan tersisa akibat kemarahan si jago merah melahap rumah kami, tuturnya.
Saya sudah siapkan segala sesuatunya sejak malam hari kemarinnya. Jas, Celana, Dasi yang akan saya pakai telah tertata rapi ke dalam tas. Tadi pagi saya berkemas lebih awal dan berencana berangkat menuju Makassar menjelang siang. Namun, nasib berkata lain. Inilah takdir, bagian dari rezeki dan ujian Allah Swt kepada kami sekeluarga, tambah Suwardi.
Putra pasangan Tompo dan Mariati tersebut berharap banyak kepada pihak-pihak yang peduli agar bisa meringankan beban yang menimpa keluarganya serta seluruh warga Campagaloe yang turut menjadi korban kebakaran terparah sepanjang sejarah Campagaloe. Beruntunglah data yang saya siapkan untuk Ujian Meja beserta data yang lain sudah saya backup melalui penyimpanan Online di internet, demikian disampaikan Suwardi yang akan segera menyelesaikan masa kuliahnya di STMIK Dipanegara Makassar Jurusan Teknik Informatika.
Kebakaran yang terjadi sejak pukul 07:00 pagi tadi tidak menelan korban jiwa. Sebanyak 29 rumah terbakar habis dan rata dengan tanah. Sementara 1 rumah dalam kondisi rusak parah akibat kebakaran yang baru bisa dipadamkan pada pukul 12:00 siang. Pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan peralatan canggih dan kru yang terlatih tidak bisa membendung kobaran api yang sangat besar. Kehendak alam punya kuasa yang lain.
Kecepatan angin pada tingkat di atas rata-rata, bertiup dari arah Timur menghantam tiap rumah. Dalam waktu 30 menit, api sudah menjalar ke rumah tetangga. Pada akhirnya api terus berpindah dari rumah yang satu ke rumah berikutnya.
Dari olah TKP pihak berwajib, disinyalir kebakaran terjadi bermula akibat crossleting listrik dari perangkat rumah tangga berupa kabel power kulkas yang ada di rumah Maliang.
Dg. Koro dalam penuturannya berharap banyak kepada Pemerintah demi keberlangsungan hidup korban. Yang saya minta itu cuma dua pak, kami bisa makan dan bisa memiliki rumah kembali. Saya orang yang tidak mampu, mau kemana saya kalau tidak punya rumah. Apa juga mau ku kasi makan anak dan isteriku sekarang pak, tuturnya dalam logat Makassar.
Harapan yang hampir sama disampaikan korban lainnya. Agar Pemerintah, dalam hal ini Bupati Bantaeng bisa berbaik hati membantu para korban.
Korban yang berjumlah 116 orang dari 30 KK, dievakuasi menuju Rumah Jabatan Bupati Bantaeng pada pukul 01:00 siang. Mereka disuguhi makan siang dan diberikan semangat serta pemahaman-pemahaman agar bisa bersabar dan tabah dengan musibah yang menimpanya.
H. M. Nurdin Abdullah mengumpulkan para korban untuk melakukan perencanaan matang dalam upaya relokasi secara darurat maupun rencana tahap berikutnya. Pada kesempatan tersebut, Karaeng Nurdin (panggilan akrab Bupati Bantaeng) memberikan sumbangan berupa PAKAIAN BARU milik pribadi beliau. Dan untuk membekali korban, diberikan uang tunai sebesar Rp 1 Juta kepada masing-masing Kepala Keluarga.
Uangnya dipakai untuk belanja kebutuhan pokok Bapak dan Ibu sekalian. Hari ini juga, Bapak dan Ibu akan diantar ke Rusunawa yang ada di Mattoanging, dekat Pelabuhan Mattoanging. Untuk sementara waktu, kita akan menampung di Rusunawa tersebut yang sudah dilengkapi dengan kamar tidur, ruang tamu dan kamar mandi/WC.
Mudah-mudahan para korban bisa tabah dan bertahan untuk sementara waktu di Rusunawa yang ada di Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu. Fasilitas disana sudah standar dan mampu menampung ribuan orang secara keseluruhan. Sambil kami upayakan untuk melakukan bedah rumah di kampung Campagaloe. Pemerintah akan melakukan identifikasi dan pendataan lebih lanjut mulai hari ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, para korban sudah bisa kembali dengan rumah yang baru, lanjut Nurdin Abdullah.
Selama proses evakuasi ini, mereka yang mungkin saja ingin ditampung oleh keluarganya akan kami beri keleluasaan, setelah menyampaikan kepada petugas yang bertanggung jawab di penampungan. Tentunya menjadi tanggung jawab kami sebagai Pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada korban. Kru Tagana dan beberapa relawan lainnya masih akan disiagakan di lokasi kejadian sampai beberapa hari ke depan. Tenda Posko, tenda darurat dan bantuan informasi telah kami sediakan disana. Demikian disampaikan Syahrul Bayan (Kadis. Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantaeng).
Karena waktunya mendesak, Bupati Bantaeng juga akan memberikan laptop yang bisa digunakan oleh Suwardi untuk mengikuti ujian meja besok yang langsung diurus oleh Staf yang ditunjuk oleh H. M. Nurdin Abdullah.
Saya sudah siapkan segala sesuatunya sejak malam hari kemarinnya. Jas, Celana, Dasi yang akan saya pakai telah tertata rapi ke dalam tas. Tadi pagi saya berkemas lebih awal dan berencana berangkat menuju Makassar menjelang siang. Namun, nasib berkata lain. Inilah takdir, bagian dari rezeki dan ujian Allah Swt kepada kami sekeluarga, tambah Suwardi.
Putra pasangan Tompo dan Mariati tersebut berharap banyak kepada pihak-pihak yang peduli agar bisa meringankan beban yang menimpa keluarganya serta seluruh warga Campagaloe yang turut menjadi korban kebakaran terparah sepanjang sejarah Campagaloe. Beruntunglah data yang saya siapkan untuk Ujian Meja beserta data yang lain sudah saya backup melalui penyimpanan Online di internet, demikian disampaikan Suwardi yang akan segera menyelesaikan masa kuliahnya di STMIK Dipanegara Makassar Jurusan Teknik Informatika.
Kebakaran yang terjadi sejak pukul 07:00 pagi tadi tidak menelan korban jiwa. Sebanyak 29 rumah terbakar habis dan rata dengan tanah. Sementara 1 rumah dalam kondisi rusak parah akibat kebakaran yang baru bisa dipadamkan pada pukul 12:00 siang. Pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan peralatan canggih dan kru yang terlatih tidak bisa membendung kobaran api yang sangat besar. Kehendak alam punya kuasa yang lain.
Kecepatan angin pada tingkat di atas rata-rata, bertiup dari arah Timur menghantam tiap rumah. Dalam waktu 30 menit, api sudah menjalar ke rumah tetangga. Pada akhirnya api terus berpindah dari rumah yang satu ke rumah berikutnya.
Dari olah TKP pihak berwajib, disinyalir kebakaran terjadi bermula akibat crossleting listrik dari perangkat rumah tangga berupa kabel power kulkas yang ada di rumah Maliang.
Dg. Koro dalam penuturannya berharap banyak kepada Pemerintah demi keberlangsungan hidup korban. Yang saya minta itu cuma dua pak, kami bisa makan dan bisa memiliki rumah kembali. Saya orang yang tidak mampu, mau kemana saya kalau tidak punya rumah. Apa juga mau ku kasi makan anak dan isteriku sekarang pak, tuturnya dalam logat Makassar.
Harapan yang hampir sama disampaikan korban lainnya. Agar Pemerintah, dalam hal ini Bupati Bantaeng bisa berbaik hati membantu para korban.
Korban yang berjumlah 116 orang dari 30 KK, dievakuasi menuju Rumah Jabatan Bupati Bantaeng pada pukul 01:00 siang. Mereka disuguhi makan siang dan diberikan semangat serta pemahaman-pemahaman agar bisa bersabar dan tabah dengan musibah yang menimpanya.
H. M. Nurdin Abdullah mengumpulkan para korban untuk melakukan perencanaan matang dalam upaya relokasi secara darurat maupun rencana tahap berikutnya. Pada kesempatan tersebut, Karaeng Nurdin (panggilan akrab Bupati Bantaeng) memberikan sumbangan berupa PAKAIAN BARU milik pribadi beliau. Dan untuk membekali korban, diberikan uang tunai sebesar Rp 1 Juta kepada masing-masing Kepala Keluarga.
Uangnya dipakai untuk belanja kebutuhan pokok Bapak dan Ibu sekalian. Hari ini juga, Bapak dan Ibu akan diantar ke Rusunawa yang ada di Mattoanging, dekat Pelabuhan Mattoanging. Untuk sementara waktu, kita akan menampung di Rusunawa tersebut yang sudah dilengkapi dengan kamar tidur, ruang tamu dan kamar mandi/WC.
Mudah-mudahan para korban bisa tabah dan bertahan untuk sementara waktu di Rusunawa yang ada di Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu. Fasilitas disana sudah standar dan mampu menampung ribuan orang secara keseluruhan. Sambil kami upayakan untuk melakukan bedah rumah di kampung Campagaloe. Pemerintah akan melakukan identifikasi dan pendataan lebih lanjut mulai hari ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, para korban sudah bisa kembali dengan rumah yang baru, lanjut Nurdin Abdullah.
Selama proses evakuasi ini, mereka yang mungkin saja ingin ditampung oleh keluarganya akan kami beri keleluasaan, setelah menyampaikan kepada petugas yang bertanggung jawab di penampungan. Tentunya menjadi tanggung jawab kami sebagai Pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada korban. Kru Tagana dan beberapa relawan lainnya masih akan disiagakan di lokasi kejadian sampai beberapa hari ke depan. Tenda Posko, tenda darurat dan bantuan informasi telah kami sediakan disana. Demikian disampaikan Syahrul Bayan (Kadis. Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantaeng).
Karena waktunya mendesak, Bupati Bantaeng juga akan memberikan laptop yang bisa digunakan oleh Suwardi untuk mengikuti ujian meja besok yang langsung diurus oleh Staf yang ditunjuk oleh H. M. Nurdin Abdullah.
0 comments:
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.