Mahasiswa jurusan Keperawatan Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengadakan bakti sosial sunatan missal di Desa Baruga, Kecamatan Pa’jukukang, Bonthain. Baksos yang berlangsung tanggal 6 April 2010 ini melibatkan 80 mahasiswa dan 3 orang dokter dari perguruan tinggi yang berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo Makassar itu.
Bupati Bantaeng menyambut baik kepedulian mahasiswa UMI terhadap masyarakat di Desa Baruga. Menurutnya, daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini cukup familiar dengan perguruan tinggi, terbukti dengan sejumlah baksos bidang kesehatan yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa waktu lalu, sejumlah dokter dari Perguruan Tinggi Jepang bekerja sama Universitas Hasan Sadikin Bandung dan Universitas Hasanuddin Makassar juga melakukan baksos celah bibir (bibir sumbing), urainya.
Ia berharap, lembaga pendidikan tinggi lainnya juga mengambil peran membantu masyarakat desa. Kita harus bisa membangun negeri ini. Dengan begitu masyarakatnya harus sehat, tambahnya lagi. Untuk melakukan pembangunan tersebut, tidak boleh ada sekat di tengah masyarakat, apalagi sekat itu hanya karena title sebab itu hanya pengakuan, tapi implementasinya kita semua harus terlibat, pintanya. Nurdin kemudian menyebut sejumlah program Pemkab Bantaeng yang ingin menjadikan daerah berjuluk Butta Toa ini menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.
Itu harus dilakukan karena keterbatasan lahan. Bantaeng memiliki potensi tiga klaster yakni pantai sepanjang 21 kilometer yang sudah dipenuhi rumput laut, dataran rendah yang sudah membuat pembenihan 20 varietas padi serta wilayah pegunungan yang kini ditanam strawberry dan apel. Pada saatnya, Bantaeng diharapkan bisa menekan angka kemiskinan yang pernah mencapai angka di atas 60 persen pada 2007. Angka tersebut sudah semakin berkurang dan diharapkan kemiskinan di daerah ini akan hilang bila semua produksi pertanian sudah menghasilkan, tandasnya.
Bupati Bantaeng menyambut baik kepedulian mahasiswa UMI terhadap masyarakat di Desa Baruga. Menurutnya, daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini cukup familiar dengan perguruan tinggi, terbukti dengan sejumlah baksos bidang kesehatan yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa waktu lalu, sejumlah dokter dari Perguruan Tinggi Jepang bekerja sama Universitas Hasan Sadikin Bandung dan Universitas Hasanuddin Makassar juga melakukan baksos celah bibir (bibir sumbing), urainya.
Ia berharap, lembaga pendidikan tinggi lainnya juga mengambil peran membantu masyarakat desa. Kita harus bisa membangun negeri ini. Dengan begitu masyarakatnya harus sehat, tambahnya lagi. Untuk melakukan pembangunan tersebut, tidak boleh ada sekat di tengah masyarakat, apalagi sekat itu hanya karena title sebab itu hanya pengakuan, tapi implementasinya kita semua harus terlibat, pintanya. Nurdin kemudian menyebut sejumlah program Pemkab Bantaeng yang ingin menjadikan daerah berjuluk Butta Toa ini menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.
Itu harus dilakukan karena keterbatasan lahan. Bantaeng memiliki potensi tiga klaster yakni pantai sepanjang 21 kilometer yang sudah dipenuhi rumput laut, dataran rendah yang sudah membuat pembenihan 20 varietas padi serta wilayah pegunungan yang kini ditanam strawberry dan apel. Pada saatnya, Bantaeng diharapkan bisa menekan angka kemiskinan yang pernah mencapai angka di atas 60 persen pada 2007. Angka tersebut sudah semakin berkurang dan diharapkan kemiskinan di daerah ini akan hilang bila semua produksi pertanian sudah menghasilkan, tandasnya.
2 comments:
Weh acara yang sangat berguna....Sukses buat UMI
@akhatam...
thankz kehadirannya sobat
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.