Awal tahun 2010 ini, masyarakat Bonthain dimanjakan dengan musim panen buah. Banyak buah-buahan disajikan di pasar. Sebut saja Durian, Langsat, Rambutan dan rekan-rekannya. Buah ini begitu memasyarakat, betapa tidak jumlahnya luar biasa banyak di saat musim panen berlangsung tiap tahunnya.
Saking banyaknya, sebagian pedagang mencari teknik tertentu guna dapat bersaing dengan pedagang lainnya. Persaingan sehat dan lebih kreatif dibutuhkan disini. Antara lain dengan menjajakan dagangannya keliling kota. Masuk lorong-lorong sempit dan mendatangi kompleks perumahan menjadi ciri pedagang tersebut. Media yang digunakan seperti Sepeda, Motor, Becak/Tiga Roda bahkan ada pula yang menggunakan Mobil.
Berbagai jenis buah disiapkan agar pelanggan dapat memilih sesuai kebutuhan. Kreatifitas pedagang ini menarik perhatian masyarakat. Pembeli tidak harus mendatangi pasar dan bernegosiasi dengan penjual untuk mendapatkan buah kesukaannya. Cukup mencatat dan mengingat jadwal lewatnya di lorong depan rumahnya. Saat itulah pedagang akan berhenti dan menjajakan dagangannya. Harganya pun tidak terlalu mahal, pedagang mengistilahkan "Yang penting cukup mengganti biaya kedatangan kami kesini,. Sedangkan keuntungannya tetap mengacu pada standar keuntungan pedagang yang ada di pasar".
Dapat ditaksir biaya yang dikeluarkan jika pembeli harus ke pasar. Ongkos kendaraan Pulang Pergi dapat menguras budget pembelanjaan, sementara yang akan dibeli hanya sekiloan Langsat. Dengan pedagang keliling ini, biaya dapat ditekan.
Setelah mempertimbangkan beberapa hal tadi, kita tinggal memilih langkah mana yang mesti diambil. Namun, patut pula diperhitungkan kualitas buah yang akan dibeli. Jangan terlalu fokus pada harga semata, sementara kualitas diabaikan. Kualitas penting dalam menentukan seberapa besar kalori yang akan dihasilkan dengan menyantapnya.
Saking banyaknya, sebagian pedagang mencari teknik tertentu guna dapat bersaing dengan pedagang lainnya. Persaingan sehat dan lebih kreatif dibutuhkan disini. Antara lain dengan menjajakan dagangannya keliling kota. Masuk lorong-lorong sempit dan mendatangi kompleks perumahan menjadi ciri pedagang tersebut. Media yang digunakan seperti Sepeda, Motor, Becak/Tiga Roda bahkan ada pula yang menggunakan Mobil.
Berbagai jenis buah disiapkan agar pelanggan dapat memilih sesuai kebutuhan. Kreatifitas pedagang ini menarik perhatian masyarakat. Pembeli tidak harus mendatangi pasar dan bernegosiasi dengan penjual untuk mendapatkan buah kesukaannya. Cukup mencatat dan mengingat jadwal lewatnya di lorong depan rumahnya. Saat itulah pedagang akan berhenti dan menjajakan dagangannya. Harganya pun tidak terlalu mahal, pedagang mengistilahkan "Yang penting cukup mengganti biaya kedatangan kami kesini,. Sedangkan keuntungannya tetap mengacu pada standar keuntungan pedagang yang ada di pasar".
Dapat ditaksir biaya yang dikeluarkan jika pembeli harus ke pasar. Ongkos kendaraan Pulang Pergi dapat menguras budget pembelanjaan, sementara yang akan dibeli hanya sekiloan Langsat. Dengan pedagang keliling ini, biaya dapat ditekan.
Setelah mempertimbangkan beberapa hal tadi, kita tinggal memilih langkah mana yang mesti diambil. Namun, patut pula diperhitungkan kualitas buah yang akan dibeli. Jangan terlalu fokus pada harga semata, sementara kualitas diabaikan. Kualitas penting dalam menentukan seberapa besar kalori yang akan dihasilkan dengan menyantapnya.
1 comments:
@hangeng...
sip thanksssss
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.