Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng menjalin kerja sama dengan perusahaan bunga Koya Garden Makassar. Kerja sama yang ditandatangani Kadis Pertanian dan Perternakan (DR. Syamsul Alam) dan Direktur Koya Garden Makassar (Ny. Yeni Ariani Saleh) untuk penyediaan bunga potong tersebut dilakukan pada hari Selasa, 23 Maret 2010 yang lalu di Hotel Quality Makassar. Penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MOU) tersebut disaksikan Menteri Pertanian (Ir. H. Suswono, MMA), Dirjen Hortikultura (DR. Ir. Dimyati, Ms), Gubernur SulSel (Syahrul Yasin Limpo) dan sejumlah petinggi lainnya.
Kerja sama kemitraan antar kedua belah pihak dilakukan untuk pemesanan bunga potong jenis Krissan serta pembelian produk sekaligus dengan kegiatan pembinaan teknis lainnya. Sebagai upaya pemenuhan bunga potong dalam menunjang program pengembangan agribisnis tanaman hias di SulSel. Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan penghasilan petani bunga di Bantaeng. Terlebih dengan adanya sinergi antara pengusaha bunga dengan hotel di Makassar melalui kerja sama antara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dengan Flora Club Makassar.
Untuk menjamin kualitas bunga dari Bantaeng, Dinas Pertanian dan Hortikultura Sulsel menyiapkan mobil box agar warna dan kesegaran bunga tidak berubah, jelas Ir. Lutfi Halide. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga menyambut baik kerja sama penjualan bunga yang sudah dimulai Kabupaten Bantaeng. Syahrul memuji kabupaten yang dipimpin H. M. Nurdin Abdullah tersebut yang sebelumnya juga sudah berhasil mengekspor produk perikanan Surimi Beku ke Jepang, biji kapuk ke Korea dan akan disusul ekspor talas juga ke Jepang.
Alhamdulillah, kita juga sudah mencatat rekor MURI melalui penanaman 2 juta pohon serta penebaran 2 juta ekor ikan yang dipusatkan di Kabupaten Pangkep pada hari Senin, 22 Maret 2010 lalu. Komoditi lain yang berhasil memasukkan dana triliunan rupiah berasal dari beras yang berhasil mencapai overstock 2 juta ton, disusul jagung 1,5 juta ton. Insya Allah akan disusul produksi kakao melalu Gerakan Nasional Kakao di Sulsel.
Pertumbuhan di bidang pertanian dan perkebunan tersebut meningkatkan pendapatan ekonomi dari Rp 9 juta menjadi Rp 13 juta/kapita. Ini belum termasuk keberhasilan ekspor udang ke Kanada, terang Syahrul yang disambut gempita. Meski begitu, untuk menjamin ketersediaan air, ia mengisyaratkan pembuatan embung. Kalau setiap kabupaten bisa membangun 10 unit embung, akan banyak tempat penyimpanan air secara sederhana dan biaya murah. Ini penting karena air adalah segalanya. Menghidupi banyak hal, tambahnya lagi.
Menteri Pertanian pada kesempatan itu juga memuji keberhasilan yang dibina langsung Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, pertanian memiliki peran strategis, terutama menghadapi perubahan iklim. Lahan padi di Indonesia kini mencapai 12 juta ton, dan SulSel menjadi andalan karena itu sangat lumrah bila subsidi petani tetap berjalan. Diluar negeri juga begitu, petaninya juga disubsidi pemerintah, tandas Mentan.
Ia kemudian mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) agar menyiasati penggunaan lahan. Jangan sampai lahan subur dijadikan perumahan. Carilah lahan marginal bila mau membangun rumah, terang Suswono. Bila lahan dibenahi dan petani melakukan penanaman dengan benar, petani berhak menikmati hasil yang baik. Meski begitu, masyarakat juga perlu dibiasakan mengkonsumsi komoditi non beras. Banyak tanaman yang memiliki sumber karbohidrat. Bila dibiasakan, konsumsi beras kita bisa menurun dan kelebihannya kita ekspor, urainya.
Kerja sama kemitraan antar kedua belah pihak dilakukan untuk pemesanan bunga potong jenis Krissan serta pembelian produk sekaligus dengan kegiatan pembinaan teknis lainnya. Sebagai upaya pemenuhan bunga potong dalam menunjang program pengembangan agribisnis tanaman hias di SulSel. Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan penghasilan petani bunga di Bantaeng. Terlebih dengan adanya sinergi antara pengusaha bunga dengan hotel di Makassar melalui kerja sama antara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dengan Flora Club Makassar.
Untuk menjamin kualitas bunga dari Bantaeng, Dinas Pertanian dan Hortikultura Sulsel menyiapkan mobil box agar warna dan kesegaran bunga tidak berubah, jelas Ir. Lutfi Halide. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga menyambut baik kerja sama penjualan bunga yang sudah dimulai Kabupaten Bantaeng. Syahrul memuji kabupaten yang dipimpin H. M. Nurdin Abdullah tersebut yang sebelumnya juga sudah berhasil mengekspor produk perikanan Surimi Beku ke Jepang, biji kapuk ke Korea dan akan disusul ekspor talas juga ke Jepang.
Alhamdulillah, kita juga sudah mencatat rekor MURI melalui penanaman 2 juta pohon serta penebaran 2 juta ekor ikan yang dipusatkan di Kabupaten Pangkep pada hari Senin, 22 Maret 2010 lalu. Komoditi lain yang berhasil memasukkan dana triliunan rupiah berasal dari beras yang berhasil mencapai overstock 2 juta ton, disusul jagung 1,5 juta ton. Insya Allah akan disusul produksi kakao melalu Gerakan Nasional Kakao di Sulsel.
Pertumbuhan di bidang pertanian dan perkebunan tersebut meningkatkan pendapatan ekonomi dari Rp 9 juta menjadi Rp 13 juta/kapita. Ini belum termasuk keberhasilan ekspor udang ke Kanada, terang Syahrul yang disambut gempita. Meski begitu, untuk menjamin ketersediaan air, ia mengisyaratkan pembuatan embung. Kalau setiap kabupaten bisa membangun 10 unit embung, akan banyak tempat penyimpanan air secara sederhana dan biaya murah. Ini penting karena air adalah segalanya. Menghidupi banyak hal, tambahnya lagi.
Menteri Pertanian pada kesempatan itu juga memuji keberhasilan yang dibina langsung Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, pertanian memiliki peran strategis, terutama menghadapi perubahan iklim. Lahan padi di Indonesia kini mencapai 12 juta ton, dan SulSel menjadi andalan karena itu sangat lumrah bila subsidi petani tetap berjalan. Diluar negeri juga begitu, petaninya juga disubsidi pemerintah, tandas Mentan.
Ia kemudian mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) agar menyiasati penggunaan lahan. Jangan sampai lahan subur dijadikan perumahan. Carilah lahan marginal bila mau membangun rumah, terang Suswono. Bila lahan dibenahi dan petani melakukan penanaman dengan benar, petani berhak menikmati hasil yang baik. Meski begitu, masyarakat juga perlu dibiasakan mengkonsumsi komoditi non beras. Banyak tanaman yang memiliki sumber karbohidrat. Bila dibiasakan, konsumsi beras kita bisa menurun dan kelebihannya kita ekspor, urainya.
0 comments:
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.