BUMN Malaysia menyatakan minat terhadap komoditas jagung dan rumput laut Kabupaten Bantaeng. Hal tersebut dikemukakan Dato Muhammad Noh (Chairman MARDITEC Corporation, perusahaan milik Negara di bawah kementerian BUMN Malaysia) saat melihat potensi kedua komoditas unggulan itu. Tamu dari negeri jiran yang diterima Wakil Bupati Bantaeng (H. A. Asli Mustadjab) dan para petinggi Kabupaten Bantaeng itu didampingi Arman Hafsah, Ketua Asosiasi Petani dan Pengusaha Rumput Laut Indonesia (ASPERLI).
Khusus kebutuhan jagung Dato Muhammad Noh mengatakan, Malaysia membutuhkan cukup banyak. Setiap tahunnya, Malaysia butuh 12 juta ton yang diimpor dari berbagai negara, urainya. Karena itulah, ia menyatakan minatnya terhadap produksi jagung di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini. Tinggal bagaimana menyesuaikan kualitas yang dibutuhkan, sebab Malaysia memiliki standar sendiri (Malaysian Standard Level/MSL), ujar Dato Muh Noh saat melihat potensi jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke.
Selain melihat potensi jagung, rombongan dari Kementerian BUMN Malaysia juga menyaksikan alat pengering (Silo) yang ada di desa itu. Menjawab keinginan itu, staf ahli Bupati Bantaeng bidang Pertanian (Dr. Mokhtar Nawir) mengatakan, meski jumlah lahan di kabupaten berjuluk Butta Toa ini terbatas, namun produksi jagung cukup besar. Melalui bantuan teknologi yang sudah dikembangkan dalam kurun waktu setahun terakhir, petani bisa melakukan penanaman jagung sebanyak 2 kali setahun. Dari penanaman tersebut, kini dicapai produksi 225 ribu ton/tahun.
Selain jagung, Marditec juga meminati komoditas rumput laut. Untuk memenuhi kebutuhan di sektor ini, Malaysia sudah menjalin kerja sama dengan ASPERLI. Melalui kerja sama tersebut, ASPERLI akan memenuhi kebutuhan Malaysia sebanyak 12 ribu ton/tahun, kata Ketua ASPERLI (Arman Hafsah). Ke depan, ia berharap kotrak kerja sama tersebut bisa ditingkatkan mengingat potensi rumput laut SulSel yang cukup besar. Hanya saja, kita membutuhkan teknologi pengering terutama pada musim hujan.
Pada musim seperti sekarang, petani rumput laut kita kesulitan mengeringkan produksinya. Untuk itu, diperlukan teknologinya terang Arman yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) SulSel itu, saat menyertai Datok Muhammad Noh melihat panen rumput laut di Kaili, Kelurahan Bonto Lebang, Kecamatan Bissappu. Wakil Bupati Bantaeng yang menjamu tamu dari Malaysia di rumah jabatan Bupati Bantaeng, memperkenalkan potensi tiga dimensi yang dimiliki daerah ini. Bantaeng yang merupakan Afdeling Belanda pada zamannya kini memasuki usia 756 tahun, memiliki pertumbuhan ekonomi 6,73 persen. Dengan kondisi alam yang terdiri dari potensi pesisir dalam bentuk rumput laut, dataran rendah yang memiliki padi, jagung, kakao, kopi dan berbagai komoditi lainnya. Sedangkan di wilayah pegunungan kini dikembangkan strawberry dan apel serta berbagai jenis sayuran.
Potensi-potensi tersebut kini dikembangkan melalui teknologi pembibitan dan penangkaran untuk memenuhi kebutuhan petani. Untuk jangka panjang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bibit SulSel, tambah Dr. Mokhtar Nawir (Staf Ahli Bupati Bantaeng bidang Pertanian). Sedikitnya 20 varietas padi, termasuk jenis hybrida kini sudah berhasil dikembangkan. Bahkan pola tanam Legowo-21 yang diterapkan berhasil meningkatkan produksi 2-3kali lipat dari rata-rata 4 ton/Ha menjadi 8 hingga 12 ton/Ha. Untuk komoditas jagung, kini dikembangkan jenis hybrida yang sudah mencapai 20 persen. Penggunaan teknologi juga dilakukan dalam pengembangan rumput laut, tambah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (H. Abdul Latief Naikang). Menurutnya, produksi rumput laut Kabupaten Bantaeng saat ini mencapai 8 ribu ton dan akan ditingkatkan menjadi 10 hingga 12 ribu ton/tahun. Untuk itu, pihaknya akan melakukan sonasi yang disertai penangkaran.
Chairman Marditec Malaysia dalam sambutan balasannya mengatakan, hubungan baik antar negara serumpun diharapkan dapat memperbaiki produksi maupun kualitas dari komoditas yang ada. Marditec yang merupakan BUMN bidang pertanian selama ini banyak mengembangkan penelitian bebagai jenis komoditi. Karena itu, kedatangan kami juga ingin belajar bersama dalam pengembangan dan perbaikan produksi maupun kulaitas komoiti pertanian yang ada di daerah ini, urainya. Bila memungkinkan, kita melakukan penelitian bersama untuk kebutuhan jangka panjang baik untuk komoditi jagung, rumput laut, karet, kakao, sawit dan sebagainya agar produk dari komoditas kita sesuai standar, terangnya kepada Black Community and Black In News of Bonthain.
Khusus rumput laut, Dato Muh Noh mengatakan komoditi ini dibutuhkan seluruh dunia. Karena itu, penanganannya butuh perhatian. Untuk itu diperlukan penelitian bersama layaknya Black Community, demikian pula dengan kopi dan yang lainnya. Kenapa kita tidak memproduksi kopi dalam bentuk kapsul, urainya memberi contoh. Tentunya dibutuhkan pengkajian lebih lanjut agar harganya juga bisa lebih baik. Dengan kondisi alam yang masih baik (natural), ia berharap terjadi transfer teknologi dalam bentuk penelitian bersama sehingga bisa dihasilkan produk komoditi yang berdaya saing tinggi. Marditec sendiri sudah banyak melakukan research dan diharapkan bisa dikembangkan ke daerah ini, tuturnya berharap.
Khusus kebutuhan jagung Dato Muhammad Noh mengatakan, Malaysia membutuhkan cukup banyak. Setiap tahunnya, Malaysia butuh 12 juta ton yang diimpor dari berbagai negara, urainya. Karena itulah, ia menyatakan minatnya terhadap produksi jagung di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini. Tinggal bagaimana menyesuaikan kualitas yang dibutuhkan, sebab Malaysia memiliki standar sendiri (Malaysian Standard Level/MSL), ujar Dato Muh Noh saat melihat potensi jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke.
Selain melihat potensi jagung, rombongan dari Kementerian BUMN Malaysia juga menyaksikan alat pengering (Silo) yang ada di desa itu. Menjawab keinginan itu, staf ahli Bupati Bantaeng bidang Pertanian (Dr. Mokhtar Nawir) mengatakan, meski jumlah lahan di kabupaten berjuluk Butta Toa ini terbatas, namun produksi jagung cukup besar. Melalui bantuan teknologi yang sudah dikembangkan dalam kurun waktu setahun terakhir, petani bisa melakukan penanaman jagung sebanyak 2 kali setahun. Dari penanaman tersebut, kini dicapai produksi 225 ribu ton/tahun.
Selain jagung, Marditec juga meminati komoditas rumput laut. Untuk memenuhi kebutuhan di sektor ini, Malaysia sudah menjalin kerja sama dengan ASPERLI. Melalui kerja sama tersebut, ASPERLI akan memenuhi kebutuhan Malaysia sebanyak 12 ribu ton/tahun, kata Ketua ASPERLI (Arman Hafsah). Ke depan, ia berharap kotrak kerja sama tersebut bisa ditingkatkan mengingat potensi rumput laut SulSel yang cukup besar. Hanya saja, kita membutuhkan teknologi pengering terutama pada musim hujan.
Pada musim seperti sekarang, petani rumput laut kita kesulitan mengeringkan produksinya. Untuk itu, diperlukan teknologinya terang Arman yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) SulSel itu, saat menyertai Datok Muhammad Noh melihat panen rumput laut di Kaili, Kelurahan Bonto Lebang, Kecamatan Bissappu. Wakil Bupati Bantaeng yang menjamu tamu dari Malaysia di rumah jabatan Bupati Bantaeng, memperkenalkan potensi tiga dimensi yang dimiliki daerah ini. Bantaeng yang merupakan Afdeling Belanda pada zamannya kini memasuki usia 756 tahun, memiliki pertumbuhan ekonomi 6,73 persen. Dengan kondisi alam yang terdiri dari potensi pesisir dalam bentuk rumput laut, dataran rendah yang memiliki padi, jagung, kakao, kopi dan berbagai komoditi lainnya. Sedangkan di wilayah pegunungan kini dikembangkan strawberry dan apel serta berbagai jenis sayuran.
Potensi-potensi tersebut kini dikembangkan melalui teknologi pembibitan dan penangkaran untuk memenuhi kebutuhan petani. Untuk jangka panjang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bibit SulSel, tambah Dr. Mokhtar Nawir (Staf Ahli Bupati Bantaeng bidang Pertanian). Sedikitnya 20 varietas padi, termasuk jenis hybrida kini sudah berhasil dikembangkan. Bahkan pola tanam Legowo-21 yang diterapkan berhasil meningkatkan produksi 2-3kali lipat dari rata-rata 4 ton/Ha menjadi 8 hingga 12 ton/Ha. Untuk komoditas jagung, kini dikembangkan jenis hybrida yang sudah mencapai 20 persen. Penggunaan teknologi juga dilakukan dalam pengembangan rumput laut, tambah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (H. Abdul Latief Naikang). Menurutnya, produksi rumput laut Kabupaten Bantaeng saat ini mencapai 8 ribu ton dan akan ditingkatkan menjadi 10 hingga 12 ribu ton/tahun. Untuk itu, pihaknya akan melakukan sonasi yang disertai penangkaran.
Chairman Marditec Malaysia dalam sambutan balasannya mengatakan, hubungan baik antar negara serumpun diharapkan dapat memperbaiki produksi maupun kualitas dari komoditas yang ada. Marditec yang merupakan BUMN bidang pertanian selama ini banyak mengembangkan penelitian bebagai jenis komoditi. Karena itu, kedatangan kami juga ingin belajar bersama dalam pengembangan dan perbaikan produksi maupun kulaitas komoiti pertanian yang ada di daerah ini, urainya. Bila memungkinkan, kita melakukan penelitian bersama untuk kebutuhan jangka panjang baik untuk komoditi jagung, rumput laut, karet, kakao, sawit dan sebagainya agar produk dari komoditas kita sesuai standar, terangnya kepada Black Community and Black In News of Bonthain.
Khusus rumput laut, Dato Muh Noh mengatakan komoditi ini dibutuhkan seluruh dunia. Karena itu, penanganannya butuh perhatian. Untuk itu diperlukan penelitian bersama layaknya Black Community, demikian pula dengan kopi dan yang lainnya. Kenapa kita tidak memproduksi kopi dalam bentuk kapsul, urainya memberi contoh. Tentunya dibutuhkan pengkajian lebih lanjut agar harganya juga bisa lebih baik. Dengan kondisi alam yang masih baik (natural), ia berharap terjadi transfer teknologi dalam bentuk penelitian bersama sehingga bisa dihasilkan produk komoditi yang berdaya saing tinggi. Marditec sendiri sudah banyak melakukan research dan diharapkan bisa dikembangkan ke daerah ini, tuturnya berharap.
8 comments:
Jagung dan rumput laut sangat lezat di komsumsi
pasang link ane saja sob..!link anta sudah di pasang oke
nice info
@ipin's cool...
sip sobat...link awak pun uda nongol d'gubukku
malah bagusnya suatu waktu bs ngumpul bareng n' menikmati hidangan rumput laut
Waah bisa menambah pendapatan negara nieh...
menambah devisa negara nich >> :)
lumayan ;)
Music
Inspirasi Samuel
@asep-bogor...
@samuel adinugraha...
harapannya seh seperti itu
dengan hadirnya beberapa investor seperti Malaysia, Korsel, Japan dll menanamkan investasinya di Bantaeng sekiranya dapat menambah pendapatan daerah ini yang secara otomatis bakal menambah Pendapatan Devisa Negara. Saat ini pembangunan lagi giat-giatnya digenjot hasil kerja sama beberap investor tersebut. Misalnya Kilang Pengisian Gas, Pabrik Pengalengan Ikan dan Reklamasi Pantai merupakan 3 dari sekian proyek di kota ini.
Yach...smoga harapan kita semua sama...tak berarti kota Bantaeng bukan milik semua orang karena pada dasarnya Bantaeng berpijak di atas wilayah NKRI...maka kita semua adalah pemiliknya.
MERDEKA
@hangeng...
thankz.....
Seaweed is a plant that is very unique. in addition to an advanced delicious food he can also be made in medicine
@uno...
absolutely right. many benefits of seaweed
so...thanks 4 visiting here
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.