Ratusan orang menyerang dan merusak sejumlah fasilitas di Rumah Sakit Umum (RSU) Lanto Dg Pasewang, Bontosunggu, Jeneponto, Senin (18/1).
Kaca jendela dan sejumlah fasilitas medis di RS tersebut hancur akibat dilempar massa yang emosi. Massa emosi karena rekan mereka bernama Guntur (30) tewas setalah ditikam di area RS oleh Sita yang bertugas sebagai satpam.
Menyusul insiden tersebut, polisi menambah kekuatan pasukan ke Jeneponto. Petugas pengendali massa (dalmas) dari Polres Takalar dan Polres Bantaeng dikerahkan ke tempat kejadian perkara (TKP).
"Ada bantua personel dari polres tetangga untuk membantu pemilihan keamana. Situasi di sana (Jeneponto) sudah berangsur kondusif," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Kombes Hery Subiansauri, tadi malam.
Sedangkan Direktur RSU Lanto Dg Paseweang, Dr Safrudin, mengatakan, pihaknya masih mengungsikan pasien ke puskesmas untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dari pantauan Tribun, ratusan polisi masih bersiaga di halaman RSU Lanto Dg Pasewang. Sejumlah personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Jeneponto juga diperbantukan.
Pakai Sangkur
Informasi yang dihimpun di lokasi menyebutkan, kejadiakn bermula saat Guntur yang tinggal di Kampung Pannara, Kelurahan Empoang Selatan, Kecamatan Binamu, Jeneponto datang ke RSU Jeneponto bersama rekannya bernama Aziz.
Korban sedang berada di dalam ruang instalasi gawat darurat (IGD). Namun karena dianggap mengganggu pasien di tempat itu, itu Sita menegurnya agar tenang.
Namun teguran itu tidak diterima oleh Guntur sehingga keduanya terlibat adu mulut dan berujung pada perkelahian. Saat perkelahian itu, Sita mengeluarkan sangkur yang ada dipinggangnya lalu menusuk korban satu kali di bagian perut.
"Korban tidak terima ditegur sehingga terjadi perkelahian. Kami sangat menyesalkan kejadian ini," kata Dr Safruddin.
Saksi di TKP, Allo, menyebutkan korban marah karena ditegur oleh Sita saat sedang bermain domino di koridor ruang IGD.
Dievakuasi
Setelah kasus penikaman tersebut, keluarga almarhum dari Kampung Pannara menyerang rumah sakit dengan batu senjata tajam. Sedikitnya tujuh jendela serta kaca pintu IGD dan ruang perawatan hancur dihantam batu.
Mereka tidak menerima anggota keluarganya ditikam. Massa juga berteriak-teriak dan mencari Sita untuk melakukan aksi balas dendam.
Sejumlah pasien yang sementara dirawat langsung dievakuasi ke Puskesmas Binamu dan sebagian dikembalikan ke rumah masing-masing.
"Kami tidak mau mengambil risiko dan saat itu emosi massa sudah tidak terkendali. Makanya jalan evakuasi terpaksa dilakukan," kata Safrudin.
Sementara sejumlah petugas medis, termasuk dokter dan perawat, untuk sementara tidak beraktivitas di RSU ini. Mereka masih menunggu pekembangan hingga situasi betul-betul kondusif.
"Kami khawatir kalau bertugas tiba-tiba ada serangan massa lagi. Jumlah mereka sangat banyak. Jadi kami memilih beristirahat dulu. Teman-teman yang tugas jaga saat kejadian masih trauma," kata seorang perawat yang enggan disebut namanya.
Sejak, Senin pagi pihak rumah sakit meminta sejumlah pasien dan pembesuk lainnya untuk meninggalkan tempat itu dan memintapolisi untuk mengamankan area RS.
Source : Tribun Timur
Kaca jendela dan sejumlah fasilitas medis di RS tersebut hancur akibat dilempar massa yang emosi. Massa emosi karena rekan mereka bernama Guntur (30) tewas setalah ditikam di area RS oleh Sita yang bertugas sebagai satpam.
Menyusul insiden tersebut, polisi menambah kekuatan pasukan ke Jeneponto. Petugas pengendali massa (dalmas) dari Polres Takalar dan Polres Bantaeng dikerahkan ke tempat kejadian perkara (TKP).
"Ada bantua personel dari polres tetangga untuk membantu pemilihan keamana. Situasi di sana (Jeneponto) sudah berangsur kondusif," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Kombes Hery Subiansauri, tadi malam.
Sedangkan Direktur RSU Lanto Dg Paseweang, Dr Safrudin, mengatakan, pihaknya masih mengungsikan pasien ke puskesmas untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dari pantauan Tribun, ratusan polisi masih bersiaga di halaman RSU Lanto Dg Pasewang. Sejumlah personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Jeneponto juga diperbantukan.
Pakai Sangkur
Informasi yang dihimpun di lokasi menyebutkan, kejadiakn bermula saat Guntur yang tinggal di Kampung Pannara, Kelurahan Empoang Selatan, Kecamatan Binamu, Jeneponto datang ke RSU Jeneponto bersama rekannya bernama Aziz.
Korban sedang berada di dalam ruang instalasi gawat darurat (IGD). Namun karena dianggap mengganggu pasien di tempat itu, itu Sita menegurnya agar tenang.
Namun teguran itu tidak diterima oleh Guntur sehingga keduanya terlibat adu mulut dan berujung pada perkelahian. Saat perkelahian itu, Sita mengeluarkan sangkur yang ada dipinggangnya lalu menusuk korban satu kali di bagian perut.
"Korban tidak terima ditegur sehingga terjadi perkelahian. Kami sangat menyesalkan kejadian ini," kata Dr Safruddin.
Saksi di TKP, Allo, menyebutkan korban marah karena ditegur oleh Sita saat sedang bermain domino di koridor ruang IGD.
Dievakuasi
Setelah kasus penikaman tersebut, keluarga almarhum dari Kampung Pannara menyerang rumah sakit dengan batu senjata tajam. Sedikitnya tujuh jendela serta kaca pintu IGD dan ruang perawatan hancur dihantam batu.
Mereka tidak menerima anggota keluarganya ditikam. Massa juga berteriak-teriak dan mencari Sita untuk melakukan aksi balas dendam.
Sejumlah pasien yang sementara dirawat langsung dievakuasi ke Puskesmas Binamu dan sebagian dikembalikan ke rumah masing-masing.
"Kami tidak mau mengambil risiko dan saat itu emosi massa sudah tidak terkendali. Makanya jalan evakuasi terpaksa dilakukan," kata Safrudin.
Sementara sejumlah petugas medis, termasuk dokter dan perawat, untuk sementara tidak beraktivitas di RSU ini. Mereka masih menunggu pekembangan hingga situasi betul-betul kondusif.
"Kami khawatir kalau bertugas tiba-tiba ada serangan massa lagi. Jumlah mereka sangat banyak. Jadi kami memilih beristirahat dulu. Teman-teman yang tugas jaga saat kejadian masih trauma," kata seorang perawat yang enggan disebut namanya.
Sejak, Senin pagi pihak rumah sakit meminta sejumlah pasien dan pembesuk lainnya untuk meninggalkan tempat itu dan memintapolisi untuk mengamankan area RS.
Source : Tribun Timur
1 comments:
@hangeng...
thankz..
Post a Comment
Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.